Sabtu, 05 Maret 2016

Tuhan Maaf Kami Belum Bersyukur

Tuhan, maafkan kami. Jangankan mengucap zikir dan syukur, lisan ini malah sering kami gunakan untuk berghibah, fitnah, dusta, bahkan adu domba. Maafkan kami bila mata ini jarang sekali "membaca" Al-Quran. Jangankan pergi shalat berjamaah atau ke majlis ilmu, berdiri sesaat untuk shalat di rumah pun sudah terasa berat dan membebani.

Tuhan, maafkan kami. Biaya hidup kami amatlah banyak. Hingga kami merasa tak ada yang tersisa untuk kami berikan kepada kaum lemah dan dhuafa. Alih-alih berbagi menolong sesama, nikmat-Mu malah kami habiskan untuk memenuhi gaya hidup kami yang boros dan foya-foya.

xxx

Buku ini menyegarkan kembali kesadaran kita bahwa mensyukuri nikmat Allah memang tak semudah menikmatinya. Aneka nikmat dan karunia sering kali disikapi sebagai suatu hal yang biasa dan sudah sewajarnya. Padahal sekedipan mata, seembusan napas, hingga sedetakan jantung adalah wujud rezeki yang sungguh tak tergantikan nikmatnya. Banyak manusia yang lulus dari cobaan kesulitan, tetapi lebih banyak lagi yang gagal dari ujian nikmat dan kesenangan.

Semoga dengan membaca buku ini kita bisa meneladani sosok-sosok pribadi seperti Sulaiman a.s., yang dikaruniai kerajaan dan kekuasaan, tetapi tetap sadar penuh kesyukuran. Seperti Muhammad Saw., yang meneladankan keinsafan bahwa bagi setiap nikmat pasti akan ada tanya.

Penulis: Irja Nasrullah
Penerbit: Mizania (Mizan Group)